Demam kelinci, atau yang dikenal dengan istilah tularemia, adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini umumnya menyerang hewan pengerat seperti kelinci, tupai, dan tikus, namun juga bisa menular kepada manusia melalui gigitan serangga atau kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
Baru-baru ini, kasus demam kelinci di Amerika Serikat telah mengalami lonjakan yang signifikan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pada tahun 2019 terdapat lebih dari 230 kasus demam kelinci yang dilaporkan di AS, meningkat drastis dari tahun sebelumnya.
Gejala demam kelinci pada manusia umumnya mirip dengan gejala flu, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Namun, jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi infeksi yang lebih serius seperti pneumonia atau sepsis.
Pencegahan demam kelinci meliputi menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi, menggunakan perlindungan seperti sarung tangan dan masker saat berada di area yang berpotensi terdapat bakteri tularemia, serta mencuci tangan dengan sabun dan air setelah berinteraksi dengan hewan atau tanah yang terkontaminasi.
Jika Anda mengalami gejala demam kelinci, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Penting untuk diingat bahwa demam kelinci dapat diobati dengan antibiotik asalkan ditangani sejak dini.
Dengan meningkatnya kasus demam kelinci di Amerika Serikat, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Melalui edukasi dan tindakan preventif yang tepat, kita dapat mencegah penyebaran demam kelinci dan melindungi kesehatan kita serta keluarga.