Anak perempuan cenderung lebih rentan mengalami gangguan dismorfik tubuh daripada anak laki-laki. Gangguan dismorfik tubuh adalah kondisi mental di mana seseorang memiliki persepsi yang tidak realistis terhadap bagaimana tubuhnya seharusnya terlihat. Orang yang mengalami gangguan ini seringkali merasa tidak puas dengan penampilan fisik mereka, bahkan ketika orang lain menyatakan bahwa tidak ada yang salah dengan penampilan mereka.
Anak perempuan sering kali terpapar pada standar kecantikan yang sangat tinggi dalam masyarakat, baik melalui media sosial, iklan, maupun budaya populer. Mereka mungkin merasa tertekan untuk memiliki tubuh yang sempurna sesuai dengan standar kecantikan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan mereka mengembangkan gangguan dismorfik tubuh dan berusaha untuk mencapai tubuh yang ideal melalui diet ekstrem, olahraga berlebihan, atau bahkan operasi plastik.
Selain itu, tekanan dari teman sebaya juga dapat mempengaruhi anak perempuan untuk merasa tidak puas dengan penampilan mereka. Mereka mungkin merasa terdorong untuk terlihat seperti teman-teman mereka yang dianggap lebih cantik atau menarik. Hal ini dapat menciptakan perasaan tidak aman dan tidak puas dengan tubuh mereka sendiri.
Penting bagi orangtua dan masyarakat secara keseluruhan untuk memahami dan mengakui bahwa gangguan dismorfik tubuh merupakan masalah serius yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik anak perempuan. Mendukung anak perempuan untuk merasa percaya diri dan menerima diri mereka sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan adalah langkah penting dalam mencegah gangguan dismorfik tubuh.
Edukasi tentang keberagaman tubuh dan pentingnya self-love juga perlu ditingkatkan, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dengan membangun rasa percaya diri yang kuat dan mendorong anak perempuan untuk merasa nyaman dengan diri mereka sendiri, kita dapat membantu mengurangi risiko mereka mengalami gangguan dismorfik tubuh dan meningkatkan kesehatan mental mereka secara keseluruhan.