Peneliti ungkap kaitan pekerjaan dengan risiko alzheimer

Sebuah penelitian terbaru telah mengungkapkan bahwa pekerjaan yang membutuhkan penggunaan otak secara intensif dapat berkontribusi pada penurunan risiko terkena penyakit Alzheimer. Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas California, San Francisco, yang meneliti lebih dari 1.000 orang dewasa yang berusia di atas 60 tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki pekerjaan yang memerlukan banyak pemikiran kompleks, seperti manajer, pengacara, atau dokter, memiliki risiko lebih rendah terkena Alzheimer dibandingkan dengan orang yang memiliki pekerjaan yang lebih rutin dan monoton. Hal ini dikarenakan pekerjaan yang membutuhkan otak untuk bekerja keras dapat melatih kemampuan kognitif dan memperkuat konektivitas otak.

Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa orang yang memiliki hobi yang melibatkan aktivitas otak yang tinggi, seperti membaca, menulis, atau bermain puzzle, juga memiliki risiko lebih rendah terkena Alzheimer. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat membantu menjaga kesehatan otak dan mencegah penumpukan plak amyloid yang menjadi salah satu penyebab terjadinya Alzheimer.

Meskipun demikian, peneliti juga menekankan pentingnya faktor-faktor lain dalam mengurangi risiko Alzheimer, seperti pola makan sehat, olahraga teratur, dan tidur yang cukup. Selain itu, menjaga kesehatan mental dan emosional juga memiliki peran yang penting dalam mencegah penyakit ini.

Dengan demikian, penting bagi kita untuk tetap aktif secara kognitif dan menjaga kesehatan otak kita sepanjang hidup. Melakukan aktivitas yang merangsang otak, baik melalui pekerjaan maupun hobi, dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit Alzheimer dan menjaga kesehatan otak kita hingga usia lanjut.